Mengenaskan Seks Bebas Kalangan Remaja Marak di Aceh
Informasi Terdepan
06.13
0
BANDA
ACEH - Provinsi Aceh yang merupakan daerah yang memberlakukan hukum
Syariat Islam, hingga kini belum dapat membendung sejumlah kasus
seksual. Pasalnya, sejumlah wilayah di Aceh saat ini marak terjadinya
seks bebas (free sex) yang dilakukan oleh kalangan remaja, baik pelajar maupun kalangan mahasiswa.
"Persoalan
seks bebas di Aceh sangat memprihatinkan, khususnya di Kota Banda Aceh
yang mayoritasnya banyak kalangan mahasiswa yang nge-kost. Bahkan,
persoalan seks bebas di Aceh juga terjadi di kalangan pelajar SMP dan
SMU," kata Manager Kasus Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (BP3A) Provinsi Aceh, Endang Setyaningsih,M.Pd Psikolog kepada acehonline.info, Sabtu (25/1/2014) di Banda Aceh.
Perilaku
seks bebas para remaja, Engdang menjelaskan, mayoritasnya dilakukan
oleh kalangan remaja dan mahasiswa yang tinggal tidak tingggal bersama
orang tuanya (nge-kost). Hal itu terjadi karena kurangnya
pengawasan para orang tua yang menguliahkan anaknya ke luar daerah.
Selain itu, faktor terjadinya seks bebas di kalangan remaja disebabkan
teknologi yang semakin canggih (hand phone/blackbeerry) dan jejaring
sosial (facebook dan twitter) juga menjadi faktor terjadinya kasus seks
bebas di Aceh.
"Para orang tua ketika
menguliahkan atau menyengolahkan anaknya jangan dilepas begitu saja,
tetapi harus mengontrol aktivitas yang dilakukan anak mereka, selain
belajar," ujarnya.
Endang menambahkan, banyak
para remaja yang tertangkap melakukan seks bebas mengaku melakukannya
dengan alasan suka sama suka, dan sebahagiannya beralasan karena faktor
ekonomi.
"Mereka (pelaku seks bebas) adalah
para remaja sangat paham dan mengerti tentang agama, namun moralnya ini
yang bermasalah. Banyak para remaja yang melakukan seks bebas juga
disebabkan persoalan rumah tangga orang tuanya hancur (bermasalah),
sehingga mereka kurang mendapat bimbingan dari orang tua," jelas Endang.
Selain persoalan seks bebas, Endang juga menambahkan, di Aceh juga saat ini mulai marak terjadinya kasus seks sesama jenis (Gay dan Lesbian).
"Persoalan seks sesama jenis juga sudah mulai terjadi, khususnya di Kota Banda Aceh," paparnya.
Selain
itu, kata Endang, kasus perkosaan dan kekerasan dalam dalam rumah
tangga (KDRT) terhadap perempuan juga mengalami peningkatan di Aceh.
"Untuk
kasus perkosaan tahun 2013 berjumlah 12 kasus, dimana mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya yang berjumlah 9 kasus. Mayoritas
kasus tersebut terjadi di wilayah Aceh Besar. Sedangkan untuk kekerasan
dalam rumah tangga (KDRT) berjumlah hampir 100 kasus lebih di seluruh
Aceh," ungkapnya
Kasus perkosaan, Endang menjelaskan, rata-rata dilakukan oleh orang yang kenal dan dekat dengan pelaku.
"Yang
sangat disayangkan, kasus tersebut terjadi terhadap anak perempuan
yang berusia di bawah 12 tahun, bahkan ada bocah yang berumur 5, 4 dan 2
tahun," kata Endang.
"Beberapa kasus
perkosaan yang terjadi di Aceh dilakukan oleh guru pengajian, bilal
masjid (dilakukan di dalam masjid), serta orang tua terhadap anak
kandungnnya sendiri," tambahnya.
Menyikapinya
sejumlah kasus tersebut, kata Endang, BP3A Provinsi Aceh akan
bekerjasama dengan beberapa instansi terkait guna mencari solusi
penyelesaian, serta menemui Gubernur melaporkan sejumlah kasus seksual
yang terjadi di Aceh.
"Kami harapkan, persoalan
ini dapat menjadi perhatian semua pihak dan para orang tua, serta
instansi pemerintahan terkait agar persoalan kasus seks bebas,
perkosaan, serta KDRT tidak terjadi lagi di Aceh," imbuhnya.(Reza Gunawan)
Sumber : http://acehonline.info
Tidak ada komentar